Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) mengakui penerapan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi masalah serius di masa pandemi Covid-19.
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pendampingan Keagamaan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Agus Sartono mengatakan, hal itu karena masih banyak sekolah yang belum diberikan akses yang memadai untuk melaksanakan PYY.
“Kita harus lakukan (PJJ). PJJ menjadi masalah serius karena tidak semua sekolah memiliki akses yang memadai terhadap PJJ,”
kata Agus dalam diskusi terobosan pemanfaatan TIK dasar untuk mengatasi hambatan PJJ secara online, Jumat, 12 November 2020. ).
Agus mengatakan lebih dari 46.000 satuan pendidikan saat ini kekurangan akses listrik dan internet.
Baca Juga: Peneliti: PJJ Tidak Boleh Permanen Untuk Siswa SD
Dari lebih dari 200.000 unit pengajaran yang memiliki akses listrik dan internet
, pihaknya meyakini tidak semua sekolah memiliki akses siswa ke perangkat.
“Bahkan jika mereka memiliki akses ke perangkat, mereka belum tentu memiliki opsi untuk membeli pinjaman (kontingen internet). Banyak yang terjadi,” kata Agus.
Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan di email Anda.
email pendaftaran
Meski begitu, keputusan untuk melakukan PJJ harus diambil agar pendidikan anak-anak di tanah air tetap terjaga meski di masa pandemi.
Oleh karena itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya agar penyelenggaraan pendidikan terus berlanjut lebih jauh lagi.
Antara lain, kelonggaran penggunaan dana bantuan operasional sekolah (BOS), dukungan dengan bantuan pinjaman internet dan kerjasama dengan berbagai pihak dalam pelaksanaan PJJ.
Baca juga: Kemendikbud: Evaluasi PJJ, 2 Hal Ini Perlu Digarisbawahi
“Sementara semua ini dilakukan, itu tidak optimal. Pada saat yang sama, inisiatif telah diambil oleh setiap sekolah untuk mengatasi hal ini, ”katanya.
Agus melanjutkan, penyebaran Covid-19 yang terjadi tidak hanya di Indonesia tetapi di seluruh dunia, juga memaksa negara-negara yang dilanda pandemi untuk menutup sekolahnya.
Di Indonesia sendiri, kata dia, Covid-19 belum membaik bahkan cenderung meningkat.
Oleh karena itu, suka tidak suka, memaksa semua pihak untuk beradaptasi karena mempengaruhi sektor pendidikan dan tenaga kerja.
“Kami merasa dunia pendidikan dengan dinamikanya yang berbeda-beda terpaksa harus belajar dari rumah selama hampir satu tahun,” ujarnya.
LIHAT JUGA :
indonesiahm2021.id
unesa.id
unimedia.ac.id
politeknikimigrasi.ac.id
stikessarimulia.ac.id
ptsemenkupang.co.id